[...] Dengan pandangan Islam yang seperti ini di dalam melihat ‘persamaan’, akan terwujudkan keamanan sosial manusia bagi individu mahupun kelas, iaitu saat ‘keseimbangan persamaan’ menghilangkan ketakutan ketidakadilan sosial dan kezaliman ekonomi di tengah masyarakat. Dan, saat kita menggantikan filasafat ‘benturan’ dengan filasafat ‘kompetisi’, kita sedang mengamankan masharakat dari bahaya ‘benturan-benturan berdarah’ yang telah dialami dan diusahakan untuk dihilangkan oleh masharakat-masharakat yang ditata oleh filasafat-filasafat sosial yang berbeda dengan moderasi Islam. [...]
-dipetik dari buku ‘Islam dan Keamanan Sosial’, tulisan Dr Muhammad `Imarah, mukasurat 126.
[...] Manusia sebagai seorang individu zoon politicon (makhluk sosial) yang ditakdirkan dan dituntut oleh hajat dan keamanan hakikinya untuk hidup bermasharakat. Oleh kerana itu, meskipun keamanan-keamanan itu dimulai dari lingkup individual, namun ia tidak akan mencapai kesempurnaan dan terwujudkan dengan baik kecuali jika ruang lingkupnya mencakup sosial, kemasharakatan dan peradaban. [...]
-dipetik dari buku ‘Islam dan Keamanan Sosial’, tulisan Dr Muhammad `Imarah, mukasurat 21.
[...] Apabila sosialisme dan komunisme tidak mengiktiraf usaha-usaha individualistik, fahaman kapitalisme pula mengendahkan golongan individu yang tidak berkemampuan dan tidak berkeupayaan untuk mengusahakan sesuatu bagi meneruskan kehidupan. Ketika ateisme menbuncah kewujudan Tuhan atas justifikasi prima facie yang samar-samar, politeisme menghina kedaulatan Tuhan dengan mencerakinkan ia kepada bahagian-bahagian Tuhan yang tertentu yang kita sedia maklum, bukan suatu ciri Tuhan. Di sebalik segala konflik ini, Islam datang dengan sifat yang sangat moderat [...]
-dipetik dari artikel ‘Pada Pentas Keadilan’, tulisan J Janousse.
No comments:
Post a Comment